#MasihPandemi: Perjalanan Skincare, Yes or No?

Butuh waktu yang terbilang lamaaaaaaaa buat saya sadar pentingnya perawatan wajah aka skincare. Itu pun bukan karena ikut-ikutan keramaian di tiktok :p

Sebaliknya, karena di atas kelopak mata dan di pipi saya ada milia, serta bekas jerawatan yang entah kenapa selintas jadi seperti tahi lalat.

Frustasi ? Pasti dong.

Di tambah seketika dunia gempar dengan virus covid-19 yang berujung jadi pandemi.
Jika sebelumnya pemakaian masker hanya untuk menghindari debu, seketika semua orang wajib pakai masker untuk menghindari penyebaran virus.

Alhasil, jerawat saya malah tumbuh dengan semerbak.

Dari rutin pakai foundation hingga bedak, saya mulai berhenti. Tapi kondisi wajah malah lebih buruk. Kasar, banyak komedo, dan saya jadi lebih emosional.

Nah, di sini pasti bertanya ini kejadiannya kapan?

Tentu saja tahun lalu.

Saat itu saya dan kawan-kawan di kantor terpaksa masuk bergantian sesuai pembagian tim. Ada kalanya masuk hanya dua kali seminggu dan total sebulan tak sampai 10 kali.
Kebanyakan di rumah, kondisi wajah jerawatan, dan kepikiran risiko covid-19, membuat pikiran dan kulit saya tak sehat.

Lalu tak sengaja saya melihat review skincare salah satu youtuber. Entah kenapa saya jadi tertarik.

(Mengingat saya T_T mengawali awal tahun dengan kemunculan milia dan bekas jerawat kecil, tapi menghitam seoleh seperti tahi lalat)

Berawal dari mencoba dua produk skincare, saya malah jadi kerajinan.

Di awal-awal, tidak banyak perubahan di wajah saya atau tekstur kulit. Cuma setelah 1 tahun, ohh pahamlah saya pentingnya skincare 😀

Wajah saya ngga lantas kinclong seperti halnya onnie di Korea Selatan, atau chie chie di China, atau bahkan One-san di Jepang.

Kulit saya masih berjerawat sesekali. Pori-pori saya masih besar. Muka saya pun belum lepas dari komedo dan berminyak. Tapi, tekstur kulit saya lebih lembut dan cenderung agak merata meski masih berpori-pori besar. Komedo saya juga tak terlalu menonjol, sekalipun saya pakai bedak padat.

Dulu saya sempat berhenti pakai bedak padat, karena ngga ada produk yang cocok. Rata-rata cenderung ngga merata saat kulit saya berminyak dan sisa produk malah masuk ke pori pori dan terlihat jelas. Alhasil saya memilih produk loose powder, itu pun harus yang partikelnya kecil, yang tanpa maksud mengiklan ^^ bedak tabur yang cocok dengan saya itu produknya Make Over. Karena partikelnya kecil jadi tidak menyumbat pori-pori saya kulit saya mulai dipenuhi minyak.

Nah, kembali ke soal produk skin care, saya ingin sekadar berbagi info lewat tulisan ini. Bukan, bukan karena saya ingin jadi beauty blogger. Cuma karena saya ingat, di saat saya galau dengan kondisi muka, saya tuh banyak browsing soal skincare di google dan di youtube. Saat itu seneng rasanya nemu orang-orang yang berbaik hari review produk dengan jelas.

Jadi mari kita simak review ala kadarnya dari saya, tentang beberapa produk skincare yang menghiasi hari-hari selama setahun terakhir. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan 😀

Foto oleh @kaniadevie
  1. Nacific Fresh Herb Origin Serum

Serum ini cocok dipakai untuk malam hari karena teksturnya yang berminyak.

Kalau kulit sensitif, lebih baik pakai serum ini di urutan terakhir. Karena terasa berlebihan dan bikin kulit kita ngga nyaman kalau ditumpuk lagi.

Serum ini bekerja dengan perlahan untuk mengurangi noda hitam bekas jerawat. Serta, buat wajah yang lagi sensitif dan terasa kering jadi lebih kenyal paginya. Wajah jadi terkesan lebih ternutrisi lah ya.

Cuma jangan berharap kalau serum ini bisa mengurangi radang di kulit atau mengempeskan jerawat. No no no. Salah alamat, fungsi serum Nacific ini bukan untuk hal itu.

Kesimpulan= Beli lagi? Yes.
Saya sudah dua kali beli dan serum ini super awet. Mungkin karena oily yah, ngga butuh banyak tetes 😁

  1. Nacific Phyto Niacin Whitening Toner

Tekstur toner ini encer, nyaris mirip air mineral. Ngga perih di mata kalau kita pakai becek di wajah dan kena pinggir mata.

Cuma saya kurang paham, saat sudah dua bulan dan tinggal setengah, tekstur toner ini jadi lebih terlihat agak agak oily. Entah karena saya simpan di suhu ruangan atau memang begitu ya.
Di wajah pun sedikit lebih licin. Tapi selain itu, ngga hal lain yang berubah saat dipakai ke kulit.

Meski terbilang awet, tetapi ini salah satu toner yang menurut saya ngga memberikan efek apapun. Tapi disclaimer yah. Namanya produk kan cocok-cocokan.

Kesimpulan= Beli lagi? No.
Dari segi harga “lumayan” tapi hasilnya ngga sepadan ke muka saya.

  1. Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence (PHTE)

Essence ini bisa dibilang efeknya menengah. Bikin kulit saya halus dan segar, tapi hanya saat pemakaian. Kalau lepas dari essence ini, kulit wajah rasanya biasa aja. Tapi kembali lagi, essence ini ngga sama sekali kasih efek yang jelek.

Kesimpulan= Beli lagi? No.

  1. Avoskin Miraculous Refining Toner (ngga ada di foto)

Khusus toner ini, saya mungkin udah feeling kalau tingkat ketidakcocokan akan lebih besar. Betul saja, saat pakai kulit saya cekit-cekit dan memancing jerawat batu keluar.

Untungnya waktu itu nyoba edisi sample nya. Ukuran mini. Cuma saya pakai setengah, karena saya ragu ibu saya mau pakai. Soalnya toner ini agak keras di kulit saya.

Tapi memang, setelah saya baca beberapa review dan bahkan dari pihak Avoskin mengakui kalau produk ini sebaiknya dipakai dua kali seminggu di awal awal.

Lantas kenapa saya give up pakai? Jawabannya karena saya baru sadar produk ini mengandung “salicylic acid”.

Kandungan tersebut sebetulnya bagus. Mayoritas orang yang jerawatan malah anggap kandungan salicylic acid itu penting.

Tapi ngga untuk saya. Pasalnya saya alergi. Ini saya ketahui setelah meninjau penyebab saya jerawatan selama SMP-SMA. Saya selalu pakai produk terkait “salicylic acid” dan itu yang buat jerawat batu saya muncul.

Kesimpulan= Beli lagi? No.

  1. Avoskin Miraculous Retinol Toner

Berbeda dengan seri miraculous refining toner, wajah saya malah cocok dengan versi retinol ini. Ngga ada cekit cekit.

Cuma pemakaiannya tricky. Tapi ngga aneh sih, namanya juga retinol. Ngga bagus kalau dipakai sering-sering. Secara kandungan retinol pun lebih berat.

Cuma saya jadi ingat dulu pernah pakai retinoid acid nya Vitacid. Tapi dulu di kulit saya ngga cocok.

Bisa jadi karena saya ngga saya temani dengan penggunaan serum atau pelembab lain yang pas yah. Tapi kurang paham juga karena udah lama kejadiannya.

Nah, si retinol Avoskin ini mengandung actosome retinol yang diklaim lebih mild. Itu juga yang buat saya lebih pede pakai.

Dari segi kemasan, terkesan ngga akan tahan lama alias cepat abis. Tetapi faktanya ngga loh. Saya malah pusing cara ngabisin retinol ini. Di sisi saya ngerasa cocok dan seneng awet, tapi saya takut malah ini expired di saat isinya masih banyak dan mubazir.

Oya, toner ini sebetulnya sepaket dengan ampoule nya. Tapi toner nya lebih mild. Efeknya pelan, tapi bagus dan terlihat bedanya. Bisa dibilang toner ini yang berjasa jaga tekstur wajah saya jadi lebih halus, terutama di bagian pipi bawah mata.

Buktinya? Saya jauh lebih pede ngga pakai foundation. Dulu saya pakai bukan buat lebih putih. Tapi agar mengisi pori-pori saya. Nah, sekarang lumayan banget lah yah kulit ini bisa lebih bernapas 😇

Kesimpulan= Beli lagi? Yes.
Cuma nunggu punya saya habis dulu 😂 Secara tekstur toner ini kental, sedikit mirip cairan snail jadi memang ngga akan boros.

  1. Avoskin Miraculous Retinol Ampoule

Ampoule ini boleh lah yah saya bilang mirip serum. Warna putih susu dan kental. Tapi ngga selengket toner-nya.

Ukurannya kecil. Cuma buat beberapa orang memang pemakaiannya jangan terlalu banyak.

Nah kalau pengalaman saya, sejujurnya saya kurang cocok. Atau lebih tepatnya saya belum bisa pakai retinol Avoskin sepaket penuh, toner dan ampoule.

Soalnya, kalau keduanya digabung, lebih trigger jerawat muncul. Bukan ngga cocok, tapi lebih kepada pori-pori yang tersumbat ketarik kotorannya untuk keluar dengan cara jadi jerawat.

Jujur, hal tersebut merepotkan buat saya.

Kesimpulan= Beli lagi? No.

  1. Benton Deep Green Tea Toner

Tekstur toner ini cair dan wanginya harum khas green tea. Tidak ada keluhan saat pemakaian. Cuma masalah utamanya cukup boros kalau dipakai menggunakan kapas, tapi di sisi lain kalau dipakai langsung di tangan dan terkena pinggir mata agak perih.

Selama pemakaian, toner ini ngga buat kulit lebih cerah, tekstur membaik, atau bisa ngurangin radang kulit atau bahkan buat jerawat kering. No no no. Tapi, sebagai catatan, toner ini mampu untuk nahan minyak. Bahkan super jago untuk hal tersebut.

Salah satu kandungan yang kece dari Benton Deep Green Tea Toner ini adalah salix alba bark extract.

Kesimpulan= Beli lagi? Someday.
Kalau saya lagi ngga iseng nyoba toner lain :p

  1. Nacific Jeju Artemisia Essence

Essence ini wanginya super duper enak. Bukan karena parfum – karena memang tanpa parfum, tapi wangi alamiah dan lebih harum dibandingkan Benton Deep Green Tea Toner.

Cuma masalahnya, essence ini teksturnya encer tapi sedikit oily. Jadi ngga tepat kalau pakai essence ini di siang hari.

Tapi efek dari essence ini bagus, lumayan bantu mengurangi jerawat yang meradang. Serta, ngga buat jerawat lain muncul. Mungkin efek kandungan di essence ini yah, yang ngga neko-neko. Minim variasi bahan dan natural.

Artemisia sendiri adalah mugwort, sejenis tanaman yang bisa mengurangi peradangan dan antioksidan. Jadi jelas lah, kenapa ampuh buat jerawat ngga makin meradang.

Kesimpulan= Beli lagi? Someday.
Kalau harganya lagi diskon. Soalnya cukup mehong dan produk ini entah kenapa jarang diskon.

  1. Benton Snail Bee High Content Skin

Toner keluaran Benton yang ini asli WOW banget!

Kalau Nacific Jeju Artemisia Essence mampu mengurangi radang atau bengkak di kulit efek jerawat, toner ini malah saking canggihnya, bisa menggeringkan jerawat 1-2 hari.

Tentunya, kalau jerawatnya tipe jerawat batu yang udah terlanjur bengkak gede butuh waktu dua hari yah.

Selama pakai toner ini jarang banget jerawatan, kecuali memang lagi malas cuci muka dan kebablasan tidur atau pas momen lagi menstruasi.

Toner ini kalau dipadukan Cosrx Advanced Snail 96 Mucin Power Essence, jagoan deh. Jerawat ngga akan lama-lama singgah.

Kesimpulan= Beli lagi? Yes.
Saya sudah pakai dua botol. Cuma untuk saat ini belum beli lagi, karena saya lagi hunting toner yang mencerahkan dan ngurangin noda wajah :p Tapi soon lah, repurchase lagi!

  1. Cosrx Advanced Snail 96 Mucin Power Essence

Pertama pakai essence ini saya syok. Lengket kaya lendir, omo omo. Tapi begitu dipakai di wajah dan diusap saya jadi kaget lagi karena lama-lama jadi meresap dan tingkat kelembapannya jadi seolah kita habis pakai sheet mask.

Awal beli essence ini ragu, takut ngga cocok dengan snail tapi video youtube Suhay Salim cukup membangkitnya nyali saya 😂

(Avoskin pun hasil keracunan video Suhay Salim lohh)

Untuk keseluruhan, saya ngga ada masalah dengan essence ini. Bagus banget! Awet juga. Ini asli awet yah, bukan karena jarang dipakai. Tapi karena teksturnya yang lengket lendir kita ngga butuh banyak. Saya beli waktu September dan masih ada dong.

Nah kalau sekarang, saya akui tengah saya irit-irit karena kalau pakai tiap hari seminggu juga habis itu.

Oya di tengah kesempurnaan essence ini ada satu catatan. Kalau pagi atau siang mau keluar dan ngga punya waktu lama buat siap siap, lebih baik jangan pakai essence ini. Karena lembabnya lama, malah ngga bagus kalau cepat-cepat ditumpuk sunsreen dan bedak.

Terus kelebihan essence ini apa? Buanyak! Hal yang pasti essence ini jadi andalan kalau muka saya lagi jerawatan, soalnya membantu proses pengeringan dan mempercepat proses knyaeluar putih-putih kaya nasi di jerawat yang matang.

Di samping itu, kalau habis pakai essence ini muka kita juga jadi kenyal dan bopeng atau pori-pori besar jadi sedikit tersamarkan 😀

Kesimpulan= Beli lagi? Yes Yes Yes.

Foto oleh @kaniadevie
  1. Cosrx Synergy Propolis Honey

Tekstur toner ini mirip Nacific Jeju Artemisia Essence, cair tapi sedikit oily. Jadi lagi-lagi saya sarankan jangan dipakai di pagi atau siang hari, kecuali mau wajah kita terlihat “agak becek”. Kalau lagi di rumah sendirian dan cuek aja tentunya ngga masalah. Tapi kalau mau wajah terlihat natural di depan banyak orang, ngga pakai polesan bedak yah sebaiknya jangan. Salah-salah dikira ortu atau orang lain kita ngga cuci muka 😂

Kalau pun pakai beda, butuh jeda dan jangan buru-buru tempel bedak. Hasilnya malah mengundang jerawat.

Kesimpulan= Beli lagi? No.
Hasilnya biasa aja di saya, tapi daya lembab toner ini jauh lebih baik dari Nacific Phyto Niacin Whitening Toner. Cuma saya lebih tertarik untuk beli Nacific Jeju Artemisia Essence, yang sekalipun essence tapi secara tekstur hampir mirip Cosrx Synergy Propolis Honey.

  1. Pyungkang Yul Essence Toner

Secara tekstur toner ini agak ambigu. Alih-alih anggap dan pakai sebagai toner, saya lebih suka pakai ini jadi essence. Soalnya teksturnya lebih kental dan kasih kesan velvet. Licin-licin gimana gitu.

Awalnya saya merasa ngga ada manfaat dari toner ini selain lembab. Dalam hati ini oh ini lah hydrating toner.

Jujur, saya bukan pakar skincare yah. Urutan pakai skincare pun jarang bener.

Tapi setelah mau habis, saya mulai sadar. Kulit saya jauh lebih cerah.

Saya yakin itu efek toner ini.

Soalnya pas lagi pakai, saya lagi dalam tahap ngga pakai essence lain kecuali sesekali pakai Cosrx Advanced Snail 96 Mucin Power Essence dan Nacific Fresh Herb Origin Serum. Cuma fungsi keduanya itu ngga ada yang mencerahkan. Jadi cukup menjelasan saya dapat efeknya dari mana.

Toner lain pakai? Tentu, tapi saya pakai Benton Snail Bee High Content Skin, yang lagi-lagi bukan jalan ninjanya untuk mencerahkan :p

Kesimpulan= Beli lagi? Someday.
Kalau lagi bosan hunting toner pencerah tipe lain.

  1. Some by Mi Super Matcha Pore Tightening Toner

Hubungan saya dengan toner ini, adalah benci tapi rindu. Saya suka kandungan salix alba bark extract-nya dan ada juga niacinamide. Cuma saya merasa efektivitaa toner ini biasa. Bahkan ngga terlalu lembab dan ngga bisa ngurangin bengkak jerawat. Selain itu cepat habis dan sedikit memberi efek kering kerotang di wajah kalau ngga dilanjut dengan essence atau serum yang “basah”.

Kesimpulan= Beli lagi? No.

  1. Simple Micellar Cleansing Water (Ngga ada di foto)

Satu-satunya micellar water yang ramah di kulit saya. Wanginya selintas kaya jambu. Teksturnya cair dan iya itu yang buat micellar water ini jadi cepat habis.

Ngga mengundang jerawat, tapi sayangnya efeknya ke kulit cuma untuk membersihkan. Tingkat pembersihnya medium ngga tinggi. Karena kalau saya cuci mukai pakai sabun dan dilanjut toner pakai kapas masih ada sedikit noda.

Tapi kembali lagi. Micellar water ini ngga membuat saya berjerawat dan nyaman saat dipakai.

Kesimpulan= Beli lagi? Yes.
Saya sudah habis 4 botol 😂 tapi masalahnya sejak awal tahun 2021 susah nyari micellar water ini.

  1. Yves Rocher Elixir Jeunesse Micelar Cleansing Water

Seperti beberapa brand skincare lainnya, saya beli ini saat lagi promo. Teksturnya mirip aloe vera gel. Sempat mikir ini betulan micellar water? Maklum aja, saya tadinya mengira micellar water itu encer, berair, seperti micellar water Garnier, Nivea, atau Simple. Ternyata varian micellar water macam gel ada juga toh.

Selama pemakaian, saya agak cemas. Saya akui kurang teliti saat baca bahan bakunya. Kembali seperti kejadian, Avoskin Miraculous Refining Toner, ternyata nyelip salicylic acid. Jadi biapun awet, ada kayanya 2,5 bulan baru habis tapi saya ngga berminat beli lagi. Alasannya, kalau bawaan saya lagi badmood yang tampaknya efek hormon, micellar water ini ngga bisa mencegah kulit saya dari beruntusan.

Saya ngga tahu efek salicylic acid atau justru kandungan aloe vera dari micellar water ini bukan atau memang kebetulan. Tapi pastinya, kalau habis pakai micellar water ini saya pun perlu segera cuci muka, karena kalau ketunda lama kadang cekit-cekit atau mengundang jerawat kecil.

Kesimpulan= Beli lagi? No.
Saya kayanya lebih pilih kembali ke micellar water brand Simple aja 😅

  1. Benton Snail Bee High Content Essence

Awalnya saya berpikir essence ini bisa jadi pengganti Cosrx Advanced Snail 96 Mucin Power Essence. Dari segi harga lebih murah. Tapi sayangnya, manfaatnya juga di bawah dari Cosrx :p

Kedua brand sama-sama menggunakan snail, tapi Cosrx jauh lebih pekat dan lembab. Kalau
Benton Snail Bee High Content Essence ini jauh lebih cair dan lebih berair. Karena itu mungkin yah, tingkat penyerapannya jauh lebih cepat dari Cosrx.

Essence ini menurut saya bisa digunakan untuk kondisi buru-buru. Karena lebih berair jadi bisa buat pengganti toner dan bisa langsung pakai sunscreen dan bedak.

Cuma ingat jangan pakai bedak bayi atau sejenisnya yang cenderung terlalu kering tanpa suncreen atau pelembab. Apalagi dipakai saat essence ini belum sepenuhnya menyerap ke kulit. Big no no.

Saya sempat coba, di saat buru-buru karena kesiangan. Tapi hasilnya di jidat dan pipi malah seperti berkerak 🙃 Tahu kan muka anak balita yang cemong bedak berantakan? Tapi ini dengan versi lebih rapih tapi tetap ada kerak bedak? Oh no.

Kesimpulan= Beli lagi? No.

  1. Benton Fermentation Essence

Benton ini sebetulnya produk yang menarik. Variasinya unik dan dari segi bahan pun cenderung alami. Mirip Cosrx. Keduanya tipe brand yang buat pemilik kulit sensitif susah untuk ngga jatuh hati.

Nah itulah yang buat saya semangat mencoba essence ini. Hasilnya, agak lambat tapi pasti. Essence ini cukup bagus untuk mengurangi noda hitam di kulit dan bantu mengurangi kemerahan atau kulit bengkak efek jerawat. Oya, essence ini juga sedikit memberikan efek mencerahkan kulit wajah.

Tapi teksturnya agak, catat agak ya, mendekati berminyak. Jadi bikin dewy kalau ngga dilanjut bedak.

Karena mengandung bifida ferment lysate, warna essence ini putih seperti susu yang agak bening. Bifida sendiri termasuk probiotik dan bagus untuk skin barier.

Nah, bifida juga yang buat saya tertarik dengan essence ini. Selain itu belakangan saya juga baru tahu, kalau galactomyces ferment filtrate dan ceramide di essence ini juga kandungan yang canggih. Galactomyces bagus untuk mencegah penuaan kulit, sedangkan ceramide bagus untuk jaga lapisan kulit.

Tapi untuk essence ini, kita wajib pakai toner sebelumnya. Karena teksturnya kurang pas kalau langsung ditempel di muka, sekalipun kondisinya muka kita habis cuci muka. Walau ngga memberikan kesan velvet seperti Pyungkang Yul Essence Toner, tapi intinya tetap terasa mengganjal.

Kesimpulan= Beli lagi? Yes.
Masuk wishlist.

  1. Licorice PH Balancing Cleansing Toner

Awal pakai toner ini, saya deg-deg kan. Takut kalau ngga cocok, terlaku keras atau timbul efek cekit-cekit, dan jerawat batu. Cuma hati saya tetap teguh untuk ngga ini bakal cocok.

Saya sedikit optimistis, keukeh nyoba karena PH dari toner ini menengah, ngga terlalu asam ataupun basa. Pastinya itu, saya berpikir kandungannya akan mild.

Cuma ternyata, kondisinya itu ngga juga seperti dugaan. Soalnya, saya tetap merasa toner ini cenderung lebih keras dari Cosrx, Benton, dan Nacific. Tapi jelas toner Acwell ini masih lebih mild kalau dibandingkan dua jenis toner Avoskin yang pernah saya coba.

Untuk penggunaan, saya lebih suka pakai kapas. Pasalnya, setiap kali saya tak sengaja mengecap bibir usai pakai toner ini tuh rasanya pahit. Tapi toner ini punya poin plus sekalipun ada embel pahit. Poinnya adalah ini kayanya termasuk exfoliating toner tapi versi mild. Soalnya, ini bisa bantu angkat kotoran di wajah. Padahal saya udah pakai micellar water dan sabun muka tapi nyatanya masih ada aja residu yang keangat.

Kedua, poin plus dari toner ini adalah bisa menyamarkan noda hitam lebih cepat. Ini tentunya efek dari kandungan glycyrrhiza glabra (licorice) root extract, yang katanya kaya akan vitamin E dan bagus untuk mencerahkan kulit.

Kesimpulan= Beli lagi? Yes.
Soon.

  1. Cosrx Galactomyces 95 Tone Balancing Essence

Sebetulnya masih terlalu dini jika saya me-review essence ini, menggingat penggunaannya pun baru sebentar. Karena itu saya akan lebih berkomentar mengenai tekstur dan saran penggunaan saja yah.

Jadi untuk tekstur cenderung lebih cair dari Cosrx Advanced Snail 96 Mucin Power Essence, tapi nyaris, ingat nyaris mendekati lendir atau lengket, tapi saat dioleskan ke wajah langsung seperti air.

Cosrx Galactomyces 95 Tone Balancing Essence ini pun punya kesamaan dengan dengan versi snail, yakni sama-sama melembabkan. Cuma essence ini ngga bisa untuk mengeringkan jerawat ataupun meredakan bengkak efek jerawat batu.

Bahan yang ditonjolkan di essence ini sesuai namanya, Galactomyces, yang merupakan fermentasi jamur dan digadang-gadang mencegah penuaan kulit. Benar atau tidaknya, serta apakah ada manfaat lainnya saya akan update lagi setelah tiga bulan yah. Kenapa tiga bulan? Karena saya yakin, tiga bulan pun essence ini baru akan kepakai setengah 😅

Kesimpulan= (masih proses pemakaian dulu)

  1. Ariul Smooth & Pure Micellar Water (Ngga ada di foto)

Selama pemakaian micellar water ini sebetulnya saya tidak ada masalah, kecuali saat mendekati mau habis. Entah memang mau menstruasi atau efek hormon juga atau memang sebetulnya saya kurang cocok tapi telat sadar, hehe.

Intinya, saya merasa ada beruntusan kecil tapi saat micellar water ini mau habis. Tapi sekali lagi saya sendiri masih ragu. Mungkin kapan-kapan saat pembersih muka saya habis, bisa saya coba kembali lagi yah.

Tapi selama pemakaian sebelumnya, saya tak ada masalah di tekstur. Nyaris seperti air soalnya. Cuma saya sadar kalau micellar water ini daya angkat kotorannya masih kurang. Nah, bicara itu, bisa jadi saya sebenarnya cocok dengan micellar water ini tapi karena masih ada “debu atau kotoran” yang belum terangkat jadi itulah yang membuat saya sempat beruntusan.

Kesimpulan= Beli lagi? Someday.

Foto oleh @kaniadevie
  1. Wardah Nature Daily Seaweed Cleansing Micellar Water (Ngga ada di foto)

Saya berharap bisa cocok dengan micellar water ini. Setidaknya, setelah suncreen nya yang terbaru tampaknya cocok, bisalah micellar water-nya Wardah juga. Tapi sayangnya belum sesuai harapan.

Bukannya saya sombong, ngga mau pakai brand lokal atau brand familiar yang ada di drug store atau supermarket/ minimarket. Cuma itu… saya sering ujung-ujungnya beruntusan lama. Jadi udah lama, saya nyerah untuk jajal Garnier, Wardah, Loreal, atau Ponds. Brand lain? Ngga deh, udah ngga berani.

Meski belakangan ini saya bandel lagi, mulai nyoba-nyoba. Yah ada sih yang cocok, misalnya Emina, tapi itupun hanya sheet mask-nya dan lip cream-nya. Varian yang lain? Sudahlah lelah mencoba.

Oh iya, di sini bukan berarti saya bilang beberapa brand di atas ngga bagus yah. Catat loh, ini cuma kulit saya yang kurang cocok. Jadi jangan salah kaprah, plis T_T

Yah, saya memang ngga detail memperhatikan apakah ada kesamaan kandungan di produk-produk tersebut. Tapi memang bahan-bahannya ngga minim dan itulah yang jadi trigger jerawat saya, mungkin.

Untuk pemilik kulit sensitif, memang ada baiknya pilih produk yang minim bahan-bahan dan kalau bisa utamakan yang alami. Jadi paham ya di sini, pemilik wajah sensitif yang kudu waspada, jangan ngeyel jajal kalau ragu kaya saya 😂

Kesimpulan= Beli lagi? No!

  1. Simple Soothing Simple Toner

Saya heran kenapa toner ini justru yang lebih mudah di temukan di pasaran dibandingkan micellar water-nya. Tapi karena sudah lelah jajal macam-macam, jadi saya putuskan pakai ini. Toh masih satu brand, ya kalau yang satu lagi cocok bisa jadi toner ini juga cocok kan?

Oh iya, toner ini dipakai sebelum cuci muka pakai sabun muka yah? Atau kalau ngga mau double cleansing, yah berarti ini jadi step pertama sebelum pakai toner yang ngga perlu dibilas dan essence dll.

Kenapa saya tetap sarankan untuk bilas? Karena ini lebih ke toner pembersih bukan untuk perawatan kulit yang harus dibiarkan meresap.

Kalau dari segi tektur nyaris mirip dengan micellar water-nya Simple, tapi perbedaannya ngga ada wangi apapun. Kalau yang micellar water kan wangi jambu.

Cuma untuk efektivitas, saya masih butuh waktu untuk meninjau yah 😁

Kesimpulan= (masih proses pemakaian dulu)

  1. SNP Prep Cicaronic Toning Essence

Toner ini termasuk kategori skincare yang saya jadikan uji coba. Kenapa? Karena ada kandungan hyaluronic acid.

Saya sendiri belum sepenuhnya yakin kulit ini alergi atau ngga dengan hyaluronic acid, tapi dulu memang ada sunscreen yang sering saya pakai zaman kuliah dan sempat saya pakai tahun lalu terus lagi-lagi beruntusan.

Nah, masalahnya sekarang saya mencoba toner ini barengan dengan dua serum lain. Hehe, biasa ngga sabaran. Jadi sekali lagi saya masih butuh waktu untuk klarifikasi, apakah betul kulit sensitif terkadang perlu waspada dengan hyaluronic acid atau tidak?

Cuma selain karena ingin konfirmasi, di sisi lain saya gatel menjajal toner ini karena kandungannya yang menurut saya menarik. Selain hyaluronic acid dan centella asiatica, karena saya belum pernah mencoba toner dengan kandungan beberapa tanaman yang ada di SNP Prep Cicaronic Toning Essence 😁

Misalnya itu, lavender, thyme, rosemary, maupun fragaria vesca atau bisa kita sebut stroberi liar.

Kesimpulan= (masih proses pemakaian dulu)

  1. The Aubree Brightening Serum Concentrate

Saat menjajal skincare, hal terpedih adalah penolakan oleh kulit sendiri di pemakaian pertama. Hal itulah yang terjadi saya, begitu selesai di poles kulit saya langsung panas.

Awalnya saya kira kondisi kulit saya yang kurang bagus, tapi setelah dipakai kedua kali di malam dan dipakai di pagi hari, reaksinya sama.

Sejauh ini saya heran sih, karena kandungan di serum skincare ini hampir ngga ada yang aneh-aneh dan baru.

Cuma kalau boleh menduga, tampaknya kulit saya bermasalah dengan kandungan alpha arbutin atau licorice di serum ini. Saya lupa pernah pakai skincare yang ada alpha arbutin tidak, tapi sepertinya kandungan tersebut ngga akan bawa masalah.

Nah, hal yang sama juga semestinya juga terjadi di licorice. Untuk licorice, bahkan kandungannya ada di toner Acwell yang baru saya habiskan. Lantas masalahnya di mana? Sekali lagi, saya menduga, sekali lagi menduga, saya ngga masalah dengan keduanya kalau dosisnya hanya sedikit tapi kalau lebih besar nah itu jadi masalah.

Oya, sekadar informasi, serum ini cukup kental, dibandingkan serum Avoskin yang retinol sekalipun. Jadi agak usaha untuk meratakannya di wajah. Setelah pemakaian, saya merasa ada efek velvet sedikit.

Cuma saya tampaknya ngga berjodoh dengan serum ini, selain efek panas di wajah, serum ini juga lansung memancing jerawat batu besar di wajah. Tapi eitt inget yah, efek samping pengunaan setiap orang bisa berbeda. Khusus saya mungkin karena ngga cocok tapi saya paksakan biar menyerap dan dipakai berjam-jam jadinya malah memancing jerawat.

Kesimpulan= Beli lagi? No.

  1. Acwell Licorice PH Balancing Advance Serum

Serum ini yang jadi penambah keyakinan, kalau saya ngga alergi dengan kandungan licorice. Ngga perasaan panas saat saya mengoleskan serum ini di wajah. Tapi kembali lagi, kalau serum ini masih satu brand dengan si toner yang pernah saya pakai, yakni Acwell. Jadi saya sih menduga, kalau dosis licorice yang dipakai Acwell bisa juga memang ngga tinggi.

Kalau dari segi tekstur, sedikit mirip dengan serumnya Avoskin. Saya lebih suka sih, ngga sekental The Aubree. Tapi serum ini buat wajah jadi lebih oily. Meski ditambah dengan beda padat, dalam sejam muka kita langsung oily. Jadi kayanya memang lebih pas dipakai di rumah atau malam hari aja.

Kesimpulan= (masih proses pemakaian dulu)

  1. Breylee Blackhead Mask

Salah satu produk yang saya beli efek kepo liat video youtube nya Gel Angelicca. Meski awalnya agak ragu, aman ngga sih? Soalnya ini bukan produk skincare Korea Selatan, Jepang, atau Indonesia, sebaliknya dari China dan jujur saya baru tahu juga.

Cuma bermodal penasaran dan nekat, saya coba. Terus benar dong produk ini cepat kering dan mantap menarik komedo. Bahkan kecepatan kering dan daya tariknya lebih cepat dan mantap dibandingkan Biore Pore Pack. Daya tarik komedonya hampir mirip dengan masker cairan putih telur yang ditempel 5 jam di wajah dan kapas hingga kering (pengalaman pribadi :p).

Tapi di samping kecanggihannya. ada catatan dari saya kalau cairan pengangkat komedo ini kena tangan dan rambut cenderung mirip lem 😅 Jadi untuk saat ini Breylee Blackhead Mask masih dalam tahap review lebih lanjut oleh saya yah.

Kesimpulan= (masih proses pemakaian dulu)

Review Tambahan Khusus 4 Produk:

Varian skincare Cosrx & Benton nyaris ngga mengundang masalah di wajah dan biar pun iseng mencoba tapi rata-rata langsung cocok dan bermanfaat. Nah, kalau Nacific kayanya cocok-cocokan, tapi mungkin karena tipe wajah yang disasar beragam kali ya.

Senada dengan Avoskin, tipe wajah pengguna yang disasar juga beragam. Jadi ngga berarti kalau kita cocok dengan satu produknya terus mayoritas lainnya juga cocok loh.

Terus kalau Acwell, produk ini tampaknya mild dari Cosrx ataupun Benton, tapi nyatanya tidak demikian 😅 Cuma setidaknya brand ini cukup cocok untuk kulit sensitif.

-dka-

Note:

Efek sudah lama ngga menulis panjang, saya butuh empat hari merapikan tulisan ini. Sempat berpikir ngga usah dilanjut aja kali yah. lagi saya juga bukan expert di dunia skincare. Cuma kalau dipikir-pikir sayang juga. Jadi harap-harap maklum kalau akhirnya jadi sepanjang ini. Soalnya saya memang ngga berniat untuk rutin buat tulisan seperti ini.

Jadi kalau ditanya apakah bakal ada lagi ngga? Ada, tapi ngga akan saya tetapkan waktunya. Sesuka saya aja dan nanti pun tunggu sekalian banyak, jadi memang ada urgensi buat direkap review-nya :p

Seandainya. Paul & Gita. 2017. Youtube.

Leave a comment