#MasihPandemi: Perjalanan Skincare, Yes or No?

Butuh waktu yang terbilang lamaaaaaaaa buat saya sadar pentingnya perawatan wajah aka skincare. Itu pun bukan karena ikut-ikutan keramaian di tiktok :p

Sebaliknya, karena di atas kelopak mata dan di pipi saya ada milia, serta bekas jerawatan yang entah kenapa selintas jadi seperti tahi lalat.

Frustasi ? Pasti dong.

Di tambah seketika dunia gempar dengan virus covid-19 yang berujung jadi pandemi.
Jika sebelumnya pemakaian masker hanya untuk menghindari debu, seketika semua orang wajib pakai masker untuk menghindari penyebaran virus.

Alhasil, jerawat saya malah tumbuh dengan semerbak.

Dari rutin pakai foundation hingga bedak, saya mulai berhenti. Tapi kondisi wajah malah lebih buruk. Kasar, banyak komedo, dan saya jadi lebih emosional.

Nah, di sini pasti bertanya ini kejadiannya kapan?

Tentu saja tahun lalu.

Saat itu saya dan kawan-kawan di kantor terpaksa masuk bergantian sesuai pembagian tim. Ada kalanya masuk hanya dua kali seminggu dan total sebulan tak sampai 10 kali.
Kebanyakan di rumah, kondisi wajah jerawatan, dan kepikiran risiko covid-19, membuat pikiran dan kulit saya tak sehat.

Lalu tak sengaja saya melihat review skincare salah satu youtuber. Entah kenapa saya jadi tertarik.

(Mengingat saya T_T mengawali awal tahun dengan kemunculan milia dan bekas jerawat kecil, tapi menghitam seoleh seperti tahi lalat)

Berawal dari mencoba dua produk skincare, saya malah jadi kerajinan.

Di awal-awal, tidak banyak perubahan di wajah saya atau tekstur kulit. Cuma setelah 1 tahun, ohh pahamlah saya pentingnya skincare 😀

Wajah saya ngga lantas kinclong seperti halnya onnie di Korea Selatan, atau chie chie di China, atau bahkan One-san di Jepang.

Kulit saya masih berjerawat sesekali. Pori-pori saya masih besar. Muka saya pun belum lepas dari komedo dan berminyak. Tapi, tekstur kulit saya lebih lembut dan cenderung agak merata meski masih berpori-pori besar. Komedo saya juga tak terlalu menonjol, sekalipun saya pakai bedak padat.

Dulu saya sempat berhenti pakai bedak padat, karena ngga ada produk yang cocok. Rata-rata cenderung ngga merata saat kulit saya berminyak dan sisa produk malah masuk ke pori pori dan terlihat jelas. Alhasil saya memilih produk loose powder, itu pun harus yang partikelnya kecil, yang tanpa maksud mengiklan ^^ bedak tabur yang cocok dengan saya itu produknya Make Over. Karena partikelnya kecil jadi tidak menyumbat pori-pori saya kulit saya mulai dipenuhi minyak.

Nah, kembali ke soal produk skin care, saya ingin sekadar berbagi info lewat tulisan ini. Bukan, bukan karena saya ingin jadi beauty blogger. Cuma karena saya ingat, di saat saya galau dengan kondisi muka, saya tuh banyak browsing soal skincare di google dan di youtube. Saat itu seneng rasanya nemu orang-orang yang berbaik hari review produk dengan jelas.

Jadi mari kita simak review ala kadarnya dari saya, tentang beberapa produk skincare yang menghiasi hari-hari selama setahun terakhir. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan 😀

Foto oleh @kaniadevie
Continue reading “#MasihPandemi: Perjalanan Skincare, Yes or No?”